Mengusir Hama Penyakit Tanaman melalui Tradisi Kebo-keboan
Masyarakat Dusun Krajan, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur, memiliki sebuah tradisi untuk mengusir penyakit dan hama. Namanya adalah tradisi kebo-keboan.
Tradisi ini berawal dari munculnya berbagai hama (masyarakat Dusun Krajan menyebutnya pagebluk) yang merusak tanaman milik warga. Setelah diadakan tradisi kebo-keboan, berbagai hama tersebut tiba-tiba lenyap. Masyarakat yang menderita penyakit pun sembuh.
Kebo-keboan adalah tradisi menirukan perilaku seekor kerbau yang sedang membajak sawah. Tradisi ini diadakan sekali dalam satu tahun. Waktu pelaksanaannya jatuh pada Hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 Sura. Dipilihnya Hari Minggu sebagai waktu pelaksanaan tradisi ini karena pada hari itu masyarakat Dusun Krajan libur dari berbagai aktivitas dan bisa mengikuti upacara ini.
Upacara kebo-keboan terbagi dalam beberapa tahapan. Pertama, selametan. Pada tahap ini, warga desa berkumpul untuk makan bersama di wadah yang sama. Selanjutnya adalah arak-arakan mengelilingi Dusun Krajan. Upacara akan berakhir di areal persawahan.
Dalam tradisi kebo-keboan, setiap tahapan akan dipimpin oleh pemimpin yang berbeda. Pemimpin upacara dalam tahapan selametan adalah Kepada Dusun Krajan. Sementara, yang bertindak sebagai pemimpin upacara dalam tahapan arak-arakan adalah seorang pawang yang dianggap ahli dalam memanggil roh para leluhur. [Tauhid/IndonesiaKaya]
Tradisi ini berawal dari munculnya berbagai hama (masyarakat Dusun Krajan menyebutnya pagebluk) yang merusak tanaman milik warga. Setelah diadakan tradisi kebo-keboan, berbagai hama tersebut tiba-tiba lenyap. Masyarakat yang menderita penyakit pun sembuh.
Kebo-keboan adalah tradisi menirukan perilaku seekor kerbau yang sedang membajak sawah. Tradisi ini diadakan sekali dalam satu tahun. Waktu pelaksanaannya jatuh pada Hari Minggu antara tanggal 1 sampai 10 Sura. Dipilihnya Hari Minggu sebagai waktu pelaksanaan tradisi ini karena pada hari itu masyarakat Dusun Krajan libur dari berbagai aktivitas dan bisa mengikuti upacara ini.
Upacara kebo-keboan terbagi dalam beberapa tahapan. Pertama, selametan. Pada tahap ini, warga desa berkumpul untuk makan bersama di wadah yang sama. Selanjutnya adalah arak-arakan mengelilingi Dusun Krajan. Upacara akan berakhir di areal persawahan.
Dalam tradisi kebo-keboan, setiap tahapan akan dipimpin oleh pemimpin yang berbeda. Pemimpin upacara dalam tahapan selametan adalah Kepada Dusun Krajan. Sementara, yang bertindak sebagai pemimpin upacara dalam tahapan arak-arakan adalah seorang pawang yang dianggap ahli dalam memanggil roh para leluhur. [Tauhid/IndonesiaKaya]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar