Minggu, 04 Agustus 2013

Melihat Tradisi Maawuo Ikan di Kelurahan Pulau "Masyarakat Rela Bermalam di Pinggir Ompang"


TANGGAL 09 JULI 2013 DITULIS OLEH: YANI
Print
BANGKINANG (kamparkab.go.id) -Tradisi maawuo ikan  atau menangkap ikan di danau juga ada di Kelurahan Pulau, Kecamatan Bangkinang.  Seperti tradisi maawuo di daerah lainnya di Kabupaten Kampar, maawuo di Pulau juga mendapatkan sambutan ribuan masyarakat. Masyarakat menyambut antusias kegiatan maawuo yang sudah menjadi tradisi di Kelurahan Pulau.
 
Bahkan masyarakat rela bermalam di pinggir danau  menunggu datangnya pagi saat dibukanya ompang (sebutan lain untuk bendungan) di Kelurahan Pulau.
Ahad  (7/7/2013)  adalah hari yang dinantikan ribuan masyarakat untuk menikmati acara menangkap ikan itu. Mulai dari orang tua, anak gadis dan remaja serta anak-anak ikut masuk ke dalam danau. Mereka rela basah-basahan dan berlumpur menikmati menangkap ikan baik dengan menggunakan tangan, jala, pukat, menembak tradisional dan lainnya.  
Ketua  panitia Maawuo 2013 Syukri kepada Haluan Riau menceritakan, acara ini adalah kegiatan pemuda dan masyarakat Kelurahan Pulau yang  dilaksanakan empat tahun sekali. 

Sekira  sepuluh ribu masyarakat masuk ke dalam danau bendungan Uwai Kelurahan Pulau Kecamatan Bangkinang pada Ahad  (7/7/2013) pagi. Maawuo ikan di Kelurahan Pulau ini kemarin dibuka oleh Lurah Pulau  Amir Lutfi MSi. 
Ketua panitia Maawuo 2013 Syukri kepada wartawan disela-sela kegitan mengungkapkan, acara ini adalah kegiatan pemuda kelurahan pulau dan dilaksanakan empat tahun sekali. Ompang atau bendungan ini dinamakan Ompang Uwai yang diperuntukkan untuk masyarakat dari Kecamatan Salo, Desa Muara Uwai, Kelurahan Pulau dan Desa Binuang. Namun pada saat pelepasan ompang dan maawuo, tak jarang pula banyak warga dari daerah lainnya berdatangan ke ompang ini bersama-sama membaur bersama masyarakat tempatan menangkap ikan. 
Dikatakan, bendungan  ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Semula bendungan ini berfungsi untuk kepentingan irigasi dan kemudian juga untuk menjadi sumber ikan bagi masyarakat.

"Kalau dulu tak ada bibit ikan yang dimasukkan kesini karena di danau ini ada 99 anak sungai yang bermuara disini. Ikan-ikan selalu ada dan tumbuh sendirinya. Namun sekarang, seperti periode sekarang bibit ikan sengaja dimasukkan, bibit ikan dari Dinas Perikanan Kampar. Ada 35 ribu bibit ikan yang dimasukkan sebelumnya," ujar Syukri.
Sebelum masyarakat maawuo imbuh Syukri, terlebih dulu bendungan dilepaskan. Kemarin bendungan mulai dibuka  selepas solat subuh atau sekira jam 5.00 WIB. Dua jam setelah itu tepat pukul 07.00 WIB pagi, ribuan masyarakat sudah bisa turun ke danau beramai-ramai menangkap ikan. Danau baru tampak sepi sekira 5 jam setelah masyarakat turun menangkap ikan.
Ikan hasil tangkapan ini bebas untuk konsumsi masyarakat ataupun dijual  ke pasaran. 
Beberapa jenis ikan yang ada di danau ini seperti baung, nila dan  gabus. "Paling besar tadi ikan nilai kira-kira beratnya 3 kilogram," ulas staf di Bagian Humas Sekretariat DPRD Kampar itu.
Berkaitan tradisi maawuo ini, anggota DPRD Kampar  Marzuki Malik  mengungkapkan, acara ini memiliki potensi dan memiliki nilau jual bagi dunia pariwisata Kampar. Untuk itu kedepan politisi PPP Kampar ini berharap Pemkab Kampar membantu dengan menyediakan  anggaran pelaksanaan. 
Bukan hanya pada kegiatan namun juga memperbaiki sarana pendukung sehingga acara ini bisa dijadikan kalender wisata kampar. "Ini aset kaampar dan harus dikelola lebih baik" ujar Marzuki yang sempat hadir pada kegiatan maawuo di Pulau Kemarin.(rya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar