Hidup di desa memang indah dan menyenangkan. Gotong royong dan rasa persaudaraan masih kental mengikat hati warganya, begitu juga di Desa Kertosari. Menjelang Hari Raya seperti ini jalinan persaudaraan antar warganya semakin terpupuk dengan adanya tradisi ater-ater (saling mengirimi makanan antar saudara, teman juga tetangga).
Tradisi ini masih membudaya dikalangan warga Desa Kertosari. Meskipun perekonomian sedang sulit seperti sekarang ini, tapi mereka sudah menyiapkan jauh-jauh hari untuk persiapan tradisi ini. Berbagai cara ditempuh masyarakat, walaupun begitu masyarakat tidak meraa keberatan. Ada yang dengan cara menabung, ada yang ikut arisan sembako, bahkan ada yang mengadakan tabungan sapi untuk disembelih waktu akan mengadakan tradisi ater-ater.
Mereka berkeyakinan bahwa dengan mengirim makanan pada saudaranya, menandakan bahwa mereka masih mengaku sebagai saudara. Masing - masing dari mereka ada yang mengirim makanan kepada 50 saudara, bahkan ada yang sampai mengirim makanan kepada 100 saudara dan teman. Makanan yang dikirim pun bermacam-macam, ada yang nasi dan lauknya, ada yang sengaja membuat ketupat dan lontong plus opor ayam. Kalau satu kiriman saja sedikitnya berisi 10 ketupat dan lontong, maka bisa dibayangkan kalau untuk 100 kiriman berapa buah lontong dan ketupat yang harus dipersiapkan untuk tradisi ater-ater ini?
Masyarakat sangat menikmati tradisi ater-ater, meskipun harus mengeluarkan banyak biaya. Bahkan menurut mereka kalau tidak ater-ater maka puasa dan hari rayanya kurang lengkap. Nah...! dari pembaca kira-kira ada yang tergugah untuk melestarikan tradisi ater-ater? (Mia)
Selasa, 13 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar