Jumat, 09 Oktober 2009

Uniknya Menikah di Kayu Agung

Uniknya Menikah di Kayu Agung
Pesta pernikahan yang dilakukan di berbagai daerah di negeri ini sangat beragam tata cara dan aturannya. Tidak jarang bahkan dalam sebuah pernikahan, kedua keluarga sedikit “bersitegang” untuk menentukan memakai adat budaya masing-masing daerah (jika kedua mempelai berasal dari dua daerah yang berbeda adat istiadatnya).
Menikah dengan tata cara dari negara lain juga sudah dipakai oleh sebagain orang di negara ini, dengan embel-embel kata “modern” tentunya. Selama Sinyo hidup dan menghadiri pesta pernikahan (tidak memandang ras) ada beberapa yang unik serta menarik, tapi yang satu ini bikin kita bakal terheran-heran. kenapakah?
Baik sebelum Sinyo sebutkan uniknya menikah di Kayu Agung, Sinyo sebutkan dahulu beberapa pernikahan yang mempunyai adat cukup unik.
1. Di daerah Kijang (OKI Sumsel) Sinyo pernah menghadiri pernikahan putra dari penjaga sekolah SMA YPBI 4 (halo pak Ninang apa khabar). Seperti biasa Sinyo siapkan amplop berisi uang, sampai di tempat ya pesta biasalah makan dan minum. Nah pas mau memberi ucapan salama kepada kedua mempelai dan orang tuanya, ya Allah ternyata uang sumbangan dari para undangan yang lain sama sekali tidak diberi amplop. Uniknya, tuh bokor tempat uang sumbangan terletak secara terbuka sehingga semua orang dapat melihat jumlah uang yang kita sumbangkan walah-walah, untung sumbangan Sinyo pakai amplop, kalau ikut-ikutan terbuka ihiks malu kelihatan kalau menyumbang sedikit hihihiiiiii.
2. Nah, setelah pulang dari pesta itu, Sinyo mengobrol dengan teman-teman guru soal macam-macam pernikahan (termasuk pernikahan di daerah Kijang tadi). Kata salah seorang guru, bahkan ada di salah satu daerah (Sinyo berusaha mengingat nama daerah tersebut tapi tetep saja lupa), sumbangan sebuah pernikahan diumumkan kepada khalayak (dengan menyebutkan nama-nama dan jumlah sumbangan yang diberikan) ihiks….koq bisa ya?
Dua hal di atas memang cukup unik, tapi tetap saja kalah unik dengan adat pernikahan yang satu ini, hanya terjadi di kota Kayu Agung. Soal pesta makan dan minum mah hampir sama, tentang sumbangan juga biasa-biasa saja (pakai amplot tertutup), yang bikin terheran-heran adalah banyaknya barang-barang rumah tangga yang berjejer di depan rumah tempat pesta pernikahan dilangsungkan.
Jangan tanya hanya kasur, mulai dari peralatan dapur yang kecil-kecil seperti wajan, pisau, sendok sampai hal yang besar macam kursi tamu, televisi, lemari dll lengkap adanya. Semakin kaya orang yang mengadakan pernikahan bisa bertambah banyak barang yang dipajang.
Barang siapakah itu? Tentu saja barang “bawaan” dari pihak putri. Jadi, di Kayu Agung pihak laki-laki menyediakan rumah dan sang mempelai wanita menyiapkan segala macam isi untuk rumah tersebut. Saat pesta pernikahan, barang-barang yang akan dibawa terlebih dahulu dipajang kalau tidak mau disebut “dipamerkan” sepanjang depan rumah atau kalau banyak bisa sampai ke badan jalan, sehingga orang akan dapat melihatnya serta tentu saja mengaguminya.
Sssttt jangan salah loh ya, tuh semua barang sebelum dibawa pergi harus dicatat dahulu macam dan jumlahnya. So kalau misalkan terjadi perceraian atau pisah maka semua barang-barang tersebut akan dibawa kembali pulang oleh sang wanita hehehe…kalau ada yang hilang atau tidak sesuai catatan bagaimana ya..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar