Sabtu, 10 Oktober 2009

Atraksi Alam dan Budaya Arfak

Masyarakat Arfak adalah komunitas asli terbesar di kabupaten Manokwari, sebagian besar berdiam di bagian tengah kepala burung pulau papua. Suku Besar Arfak terdiri dari beberapa sub suku yaitu, Suogb, Hatam dan Meyah yang memiliki adat dan budaya yang sama namun berbeda bahasa. Uniknya adalah walaupun berbeda bahasa, masyarakat sub suku dapat saling mengerti dan berkomunikasi langsung.


Kampung-kampung orang Arfak terletak di sekitar Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Luas Cagar Alam Pegunungan Arfak mencapai 68.325 Ha. Dalam kawasan ini dapat dijumpai 333 Jenis Burung, 4 jenis diantaranya adalah endemik Pegunungan Arfak, 110 jenis mamalia dan juga merupakan pusat keanekaragaman kupu-kupu sayap burung Ornithopera Sp.

Mengunjungi distrik-distrik, kampung-kampung dan kawasasn di Pegunungan Arfak dari Kota Manokwari dapat dilakukan dengan menggunakan pesawat udaea jenis twin Otter dan Cesna atau menggunakan kendaraan Hardtop dengan tariff antara Rp.80.000,- s/d Rp.300.000,- per orang.


Mokwam Tracking Melintas Cagar Alam Pegunungan Arfak, ada saru jalur transportasi darat yang dirintis dan sudah digunakan oleh tetua suku Arfak pada masa lalu. Rute berjalan kaki mendaki dan menuruni bukit curam dari kampung Mokwam menuju kampung Warmare I di distrik Warmare ditempuh dala waktu 8-10 jam.







Burung Namdur atau burung Pintar (Bower Bird) merupakan salah satu endemic yang terkenal dari cagar alam pegunungan Arfak dan dapat dijumpai di berbagai kawasan disemua kampung-kampung dipegunungan arfak, seperti Minyambouw, Testega, Hink, Anggi dan lain-lain. Karena keahlian burung ini menirukan semua jenis suara dan bunyi, maka orang Arfak juga menyebut burung pintar ini dengan nama “Briceu” yang berarti pandai berbicara. Kekhasan dan keunikan lain dari burung ini adalah sarang tempat bertelur dan sarang tempat berkencan atau kawin dibuat terpisah. Sarang bertelur dibuat diatas pohon, sementara untuk kencan dibuat diatas tanah dengan bentuk dan bahan yang berbeda pula.


Mod Aki Aksa/Igkojei (Rumah Kaki Seribu)
Secara trasisional orang atau suku Arfak tinggal di rumah tertutup yang hanya memiliki dua pintu, depan dan belakang tanpa jendela. Bentuknya unik, dibangun dengan konstruksi rumah panggung yang seluruhnya terbuat dari bahan kayu dan rumput ilalang sebagai atap. Mod Aki Aksa atau Igkojei adalah nama asli rumah tradisional suku besar Arfak; tiang penyangga ini begitu banyak sehingga orang awam menyebutnya Rumah Kaki Seribu. Saat ini populasinya semakin berkurang dan hanya bisa ditemui di kampong-kampung, pinggiran distrik pedalaman di bagian tengah Pegunungan Arfak.



Tarian Tradisional /Magase
Orang Arfak juga dikenal Tari Magasa, suatu bentuk budaya tradisional yang unik dan menarik. Orang awam menyebut tari ini dengan istilah Tari Ular. Penyebutan ini disebabkan oleh gerak dan formasi tari yang menyerupai liukan ular mengikuti irama lagu yang dinyanyikan. Magasa atau tari ular digelar pada acara ulang tahun, perkawinan, panen raya, penyambutan tamu dan acara-acara lain. Tari ini digelar secara kelompok oleh semua lapisan masyarakat baik tua maupun muda, namun idealnya berpasangan antara pria dan wanita, bergandengan tangan , saling himpit, melompat dan menghentakkan kaki ke tanah. Tarian ini tanpa menggunakan alat musik dan hanya di iringi nyanyian dengan syair lagu berbentuk pantun yang bersifat spontan sebagai manifestasi romantisme, pemujaan, kepahlawanan dan keindahan alam.


Danau Anggi Giji dan Anggi Gita
Anggi Giji dan Anggi Gita adalah danau yang terletak di Pegunungan Arfak pada ketinggian sekitan 2000 meter dari permukaan laut dengan kisaran suhu 8-20 derajat celcius, memiliki panorama alam yang indah dengan lekuk bukit yang ditumbuhi berbagai tumbuhan sub alpin. Selain itu terdapat juga berbagai florikultura yang indah dan menakjubkan seperti bunga Dahlia, Bunga Plastik, Rhododendron sp. Bahkan ada beberapa jenis bunga tertentu yang merupakan sumber makanan bagi Kupu-Kupu Sayap Burung seperti Ornithopera Goliath Samson.


Atraksi Budaya Lainnya
Kabupaten Manokwarimemiliki beberapa objek dan daya tarik wisata budaya berupa hasil kerajinan, upacara tradisional, tari tradisional, dan tari kreasi; semua ini masih menjadi bagian dari kehidupan masyarakat adat di kabupaten Manokwari. Sejumlah sanggar seni atau kelompok masyarakat dikampung-kampung tetap produktif menghasilkan karya seni berupa ukiran, pahatan, anyaman dan lukisan. Sementara group-group tari menggelar upacara adapt dan tari tradisional serta tari kreasi yang dikemas menjadi suatu produk wisata atraktif untuk dipertunjukkan kepada para tamu atau wisatawan yang berkunjung ke kabupaten Manokwari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar