Sejumlah alat pertanian hasil kerajinan Desa Pande dijual di pasar-pasar di Aceh. Kerajinan mereka sudah terkenal sejak zaman Sultan Iskandar Muda.
Mengapa pasar-pasar tradisional di daerah Padang banyak menjual cabai, adakah ini terkait dengan kebiasaan masyarakat Minang yang menggemari cabai dalam tiap masakannya. Mengapa di sepanjang jalan Pandanaran menjelang pemakaman Bergota di Semarang banyak berjajar penjual bunga tabur sementara di Aceh tidak tiap kali menjelang bulan puasa dan usai lebaran?
Bagi seorang antropolog atau peminat kebudayaan, pasar adalah tempat terbaik untuk meneliti dan mendapatkan kesimpulan-kesimpulan tentang kebudayaan (kultur) sebuah masyarakat.
Sebuah pasar akan bercerita sendiri tentang bagaimana gaya hidup masyarakat di sekitar pasar itu. Hal ini dimulai dari jenis makanan apa saja yang dikonsumsi masyarakat tersebut sehari-hari, ragam pakaian, perhiasan, peralatan rumah tangga yang digunakan, bahkan sampai dengan cara mereka beribadah lewat alat dan sarana persembahyangan yang dijual di pasar tersebut.
Dengan kata lain: pasar adalah etalase kebudayaan, demikian ditulis Prof. Dr. Meutia F. Swasono dalam sebuah makalah yang dibawakannya pada Lokakarya Pemberdayaan Pasar Tradisional di Era Hypermarket yang berlangsung di Jakarta, 28-30 November 2007.
Lebih jauh Meutia mengungkap, pasar memiliki posisi penting dalam sebuah masyarakat, sama pentingnya seperti sekolah, tempat ibadah, alun-alun dan lain-lain.
"Sulit membayangkan sebuah masyarakat tanpa pasar. Pasar sudah ada sejak berabad-abad yang lalu. Sebagai contoh, sebuah kajian arkeologis dari data prasasti, naskah serta replika-replika menemukan bahwa pasar sudah adfa sejak zaman masa Mataram Kuna abad VIII Masehi," ungkap Meutia menyitir buku Pasar di Jawa Masa Mataram Kuna karya Titi Surti Nastiti (2003).
Pasar tidak semata-mata berperan sebagai lembaga ekonomi, tapi juga berperan sebagai lembaga sosial kebudayaan. Bahkan pasar dapat juga menjadi sarana dan tempat mendapatkan hiburan (wisata). "Sejak dulu kala, pasar sudah sering menjadi tempat untuk pertunjukan-pertunjukan, seperti musik, rombongan pelawak, penyanyi, dan sirkus," imbuh Meutia.
Selasa, 13 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar