Warga Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi menggelar ritual mantu kucing kemarin (14/11). Upacara tradisi tahunan mengawinkan sepasang kucing itu dipusatkan di sumber mata air Mbah Umbulsari yang berada di tepi hutan kampung tersebut.
Kegiatan itu dimulai sekitar pukul 09.00. Warga berkumpul di rumah Martoyo, 75, sesepuh kampung Curahjati. Selanjutnya, warga berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju sumber mata air Mbah Umbulsari. “Ini sudah jadi tradisi warga di Curahjati,” ujar Martoyo.
Selama berjalan menuju ke sendang Mbah Umbulsari, warga menggendong sepasang kucing jantan dan betina yang akan dikawinkan. Dibelakangnya, sekelompok perani jaranan terus mengiringi. “Jaranan ini sebagai hiburan dalam pernikahan,” terangnya.
Puncak ritual mantu kucing dilakukan di bawah pohon apak di sumber mata air. Sungai itu jadi pembatas antara lahan hutan milik Perhutani dan lahan persawahan milik warga. Martoyo selaku sesepuh kampung, terlihat serius bersemedi.
Selanjutny, sepasang kucing dibawa ke tepi sendang. Usai membaca mantra, Martoyo terlihat mengusap kepala kedua kucing dengan air sebagai simbol perkawinan. Lalu, sepasang kucing itu dilepas ke air sendang. Bersamaan dengan itu, beberapa warga berebut mengambil air sendang. Mereka percaya air tersebut bisa mendatangkan berkah.
Usai mengawinkan kucing, warga menggelar tasyakuran di sekitar lokasi sendang Mbah Umbulsari. Mereka mengitari puluhan nasi tumpeng yang telah disiapkan.
Menurut Martoyo, ritual mantu kucing itu sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu. Meski hanya sederhana, warga selalu menggelar ritual tersebut setiap tahun. Pelaksanaannya dilakukan setiap hari Jum’at pada bulan November. Tradisi itu dilakukan dalam rangka minta hujan, keselamatan, dan hasil pertanian yang melimpah. “Mantu kucing ini digelar, awalnya karena musim kemarau yang berkepanjangan. Setelah dilakukan mantu kucing, hujan langsung turun,” kisahnya.
Kepala Desa Grajagan, Butas mengatakan, tradisi mantu kucing merupakan ritual yang dilaksanakan secara swadaya oleh masyarakat. “Ini tradisi rakyat, dan selalu dilaksanakan sendiri oleh rakyat,” jelasnya.
Butas mengakui, ritual yang dilakukan oleh rakyat ini sebenarnya salah satu potensi wisata yang bisa dikembangkan. Karena itu, pihaknya akan berupaya tradisi mantu kucing ini bisa dimasukkan ke dalam agenda wisata Banyuwangi
Jumat, 09 Oktober 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar