Sabtu, 10 Oktober 2009

Resepsi Pernikahan Adat Lubai.

Perayaan Resepsi Pernikahan Adat Desa Jiwa Baru Lubai
Desa Jiwa Baru Lubai, Kecamatan Lubai, Kabupaten Muara Enim Propinsi Sumatera Selatan terletak pada dataran rendah. Jarak dari Kota Palembang 120 KM dan dari Kota Batu Raja 70 KM. Mayoritas penduduknya adalah etnis Lubai masuk rumpun suku Ogan. Bahasa yang digunakan adalah mirip bahasa Melayu Deli. Agama yan dianut masyarakat mayoritas Islam. Mata pencaharian adalah petani Kebon Karet dan Nanas.
Perayaan Resepsi Pernikahan menurut Adat Jiwa Baru (dahulu namanya Kurungan Jiwa dan Baru Lubai) adalah sebagai berikut :
1. Waktu penyelenggara Resepsi Pernikahan adalah pada Malam Minggu dimulai pukul 19.30 sampai dengan pukul 03.00 WIB. Dilanjutkan kembali pada hari Minggu dimulai pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB;
2. Tempat penyelenggaran Resepsi Pernikahan adalah sebuah lapangan pedesaan yang diatasnya didirikan Tenda (dahulu tiang dari kayu dan atapnya dari pohon sejenis Rumbia dalam bahasa Lubai Sehedang). Tempat penyelenggaraan Resepsi Pernikahan ini dinamakan Bangsal yang didalamnya terdiri dari : Panggung untuk hiburan (Orkes atau Organ Tunggal) dan Panggung untuk kedua Mempelai Pengantin duduk bersanding serta orangtua masing-masing mempelai serta kursi tamu para undangan;
3. Tamu undangan adalah para remaja Putra – Putri dari desa sekitar Jiwa Baru. Adapun tamu undangan orang tua terdiri dari para tokoh masyarakat, tokoh ada, tokoh agama serta kaum kerabat yang berdatangan dari jauh Kota Prabumuiih, Palembang dan sebagainya. Masyarakat Jiwa Baru yang tidak mendapat undangan Resepsi Pernikahan, hanya dapat menonoton dari kejauhan yaitu diluar bangsal;
4. Prosesi Resepsi Pernikahan adalah dimulai mempelai pengantin Putera diringi keluarganya menjemput mempelai pengantin Puteri dan keluarga untuk menuju tempat Resepsi Pernikahan. Selanjutnya setelah kedua mempelai telah duduk bersanding di dalam bangsal acara dimulai dengan pembukaan, kata sambutan-sambutan. Setelah kata sambutan selesai ditampilkan hiburan dari Orkes ataupun Organ Tunggal sebanyak 3 (tiga) lagu. Selanjutnya acara yang paling meriah, unik dan heboh adalah pelelangan Kue dan Ayam Bakar. Acara lelang ini berlangsung selama 1 (satu) jam. Menurut adat Jiwa Baru, tamu undangan tidak memberikan bingkisan berupa uang di dalam sampul/amplop tetapi melalui acara lelang ini. Uang yang terkumpul lansung disebutnya jumlahnya. Sehingga masyarakat pedesaan dan tamu undangan dapat mengetahui berapa uang yang terkumpul. Sungguh unik dan hebooh;
5. Acara santapan tempat bukan didalam bangsal melainkan disediakan tempat khusus. Tamu yang dapat santapan adalah mereka yang mendapatkan karcis;
6. Acara hiburan dimulai pada pukul 22.00 WIB sampai dengan selesai.

3 komentar:

  1. Halo, anda tidak menyebutkan sumber Adat Lubai, Bgmn Bung... hargailah yang menulisnya...

    BalasHapus
  2. Halo Bung Martono Loekito, Salah senang anda memuat tulisan Pernikahan Adat Lubai walaupun tanpa ditulis sumbernya (Penulis)...

    BalasHapus
  3. Bung marmakruf Lubai adakah adat lubay yang berkenaan mengatasi resolusi konflik selain upacara adat persekahan?
    Terimakasih sebelumnya bung

    BalasHapus