Jumat, 09 Oktober 2009

Erau Muara Kaman 2008

Lembaga Adat Kerajaan Kutai Mulawarman selama sepekan ini menggelar pesta adat Erau Muara Kaman 2008 yang dibuka Minggu (23/11) malam lalu di ibukota Kecamatan Muara Kaman.


Pesta seni budaya yang dilakukan setiap tahun sekali itu mendapat sambutan meriah dari masyarakat Muara Kaman dan Pemkab Kukar. Pergelaran Erau Muara Kaman ini diharapan mampu menunjukkan dan menjadi peta wisata budaya Kutai Kartanegara (Kukar).


"Pelaksanaan upacara Adat Erau ini diharapkan mampu mengangkat seni tradisional yang merupakan tradisi asli budaya daerah. Karena tradisi budaya sudah hampir musnah ditelan zaman dan digeser oleh seni modern yang lebih menarik minat generasi muda sekarang," papar Ketua Panitia Pelaksan, Rahmadi.


Menurutnya, pesta adat ini merupakan gambaran dari seni budaya peninggalan kerajaan Kutai Martadipura yang merupakan kerajaan tertua di Indonesia yang sering disebut kerajaan Kutai Mulawarman.


"Erau Muara Kaman ini bertujuan mendukung program pemerintah, khususnya Dinas Pariwisata dan Budaya yang dikemas dalam sebuah even upacara adat dalam rangka menyukseskan Visit Indonesia Year 2008. Erau juga memperingati hari jadi Kota Mulawarman ke-1658 tahun dan HUT Kecamatan Muara kaman ke-108 yang ditujukan untuk menambah rentetan peta wisata budaya," jelasnya.


Acara adat dilaksanakan upacara Nyahu Mantang Tubing yang dilaksanakan tujuh hari sebelum acara dimulai. Selanjutnya upacara Jamu Benua yang dilaksanakan di tiga tempat, yaitu pada Kepala Benua di Bukit Martapura, Tengah Benua di Bukit Tanjung Gelumbang, dan Burit Benua di Lebak Pompong Muara Kaman.


Erau Muara Kaman juga menggelar upacara Maharaja Bedudus dan Bepelas Raga dan Pusaka. Pembukaan upacara adat Mulawarman dan acara pasar rakyat berlangsung selama tujuh malam. Pembacaan haul dan ziarah kubur dilakukan hari keenam dan malam hiburan rakyat serta umum selama tujuh malam, lomba olahraga tradisional dilakukan tujuh hari dan pasar rakyat digelar selama 10 malam.
Penutupan upacara adat Mulawarman dan pasar rakyat akan ditandai dengan Melaboh Jukut Baong Putih ke Sungai Mahakam dan Melaboh Lipan di Danau Lipan. Erau juga diakhiri dengan belimbur (bersiraman) yang bakal diikuti seluruh warga Muara Kaman dan pengujung yang datang dari wilayah lain.


Plt Bupati Kukar dalam amanat tertulis yang dibacakan Asisten III Setkab Kukar AR Ruznie Oms mengatakan, Pemkab Kukar menyambut gembira digelarnya upacara adat Kerajaan Kutai Mulawarman Muara Kaman. Karena kegiatan tersebut dapat dinikmati dan disaksikan langsung kekayaan budaya yang menarik, khas, dan unik, serta tidak akan ditemukan di tempat lain.


"Upacara adat Bedudus Raja Kutai Mulawarman Muara Kaman mewarnai khasanah budaya bangsa kita. Budaya daerah adalah salah satu aset dalam rangka meningkatkan budaya nasional,' jelasnya.


Menurutnya, apabila budaya daerah tidak digali, dikelola, dan dikembangkan dengan serius, kemungkinan besar budaya daerah tersebut akan hilang dimakan zaman. Perkembangan seni budaya khususnya budaya asli lokal di daerah harus diupayakan, agar dapat menjadi daya tarik dan nilai jual pariwisata.


"Industri pariwisata yang tengah kita galakkan dalam Gerbang Dayaku tidak mungkin tumbuh dan berkembang, jika kita tidak dapat mengemas kekayaan seni budaya dalam suguhan karya seni yang menarik," paparnya.


Plt Bupati Kukar mengajak kepada segenap masyarakat untuk melestarikan budaya sebagai wujud penghargaan dan perwujudan cinta Tanah Air. "Saya yakin kebudayaan nasional yang tangguh hanya dapat dibentuk oleh pilar-pilar kebudayaan lokal dan daerah yang kuat," ujarnya.


Kerena itu, Pemkab Kukar berharap kepada para tokoh adat dan budaya di Kukar khususnya di Muara Kaman agar dapat mempertahankan dan mengembangkan adat istiadat dalam budaya lokal, serta mengambil nilai-nilai yang positif dan relevan dalam mengatasi tantangan zaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar